– Perkara Syubhat Kepala Sayidina Husein –

Oleh : Rizky

Suatu perkara dikuburnya kepala sayidina Husein di Kairo atau bukan, itu adalah suatu perkara sejarah, dan bukan dari perkara syar’iah, dalam artian tidak wajib lah bagi umat muslim untuk terlalu mempercayai hal tersebut. Sedangkan mengingkarinya bukanlah termasuk dari bagian orang-orang yang kafir atau tidak beriman.

Perumpamaan dengan, “Sesungguhnya piramid itu tidak berada di Mesir, tetapi berada di daerah lain –Apakah termasuk kafir apabila tidak mempercayainya/mengimaninya? –Tentu saja tidak, hakikatnya yang seperti itu adalah suatu perkara jahiliyah.”

Berkumpulnya para sejarawan dan penulis sejarah bahwasannya jasad Sayidina Husein telah dimakamkan di Karbala. Sedangkan kepala yang mulia Sayidina Husein telah terbawa kesana-kemari sampai tiba di Ashqelon-Palestina –dataran tengah laut –dekat dengan ujung Mesir dan Baitul Maqdis.

Setelah tibanya di Ashqelon, kepala Sayidina Husein pun dipindah kembali menuju Mesir yang dibawa oleh beberapa panglima besar dan sejarawan di antaranya : Ibnu Maisir, Ali bin Abi Bakar, Ibnu Iyas, Qalqasyqandi, Sabtul Jauzi, dan Al-Hafidz As-Sakhowi.

Seorang sejarawan Al-Maqrizi berkata : “Kepala Sayidina Husein telah dipindahkan dari Ashqelon ke Kairo pada hari Ahad, 8 Jumadal Akhir 548 H(bertepatan 31 Agustus 1153 M). Seseorang yang memindahkan kepala dari Ashqelon yaitu Al-Amir Saiful Mamlakah sampai di daerah Bab Zuwaela yang bertempat di Darbul Ahmar, Masjid Sholih Tholai’. Lalu dimandikannya kepala tersebut di atas papan kayu, dan banyak yang mengatakan kalau kepala Sayidina Husein masih di Masjid tersebut.”

Kemudian ditulis oleh Al-Allamah Syabrowi –Syeikh Al-Azhar Al-Asbaq(terdahulu) –dalam Kitab Al-Ittihaf yang di dalamnya menjelaskan tentang sejarah dikuburnya kepala Sayidina Husein di Kairo-Mesir, dan beberapa Ulama’ yang sependapat dengan hal tersebut di antara lain : Imam Al-Muhaddits Al-Mundziri, Al-Hafidz Ibnu Dihyah, Al-Hafidz Najmuddin, Imam Muhyiddin bin ‘Abdul Dzohir,Syeikh Sya’roni, dan masih banyak lagi.

Di lain itu, Fadhilat Syeikh Zakyuddin Ibrahim telah mengarang suatu risalah yang berjudul “Kepala Sayidina Imam Husein terkubur di Kairo secara mutlak dan investigasi”, dan itu tertulis dengan berbagai bukti-bukti yang akurat.

Dalam perkara yang syubhat ini, bukanlah kewajiban kita untuk meyakini tentang kepala Sayidina Husein terdapat di Mesir atau dimana, karena ini adalah perkara sejarah, dan bukan suatu perkara syar’iah yang harus diyakini. Kita cukup percayakan semuanya kepada Allah Yang Maha Mengetahui. Sebagaimana dimakamkannya Rasulullah Saw di Madinah, tapi kita bisa menjunjung tinggi nama Rasulullah dimanapun itu untuk mengharap syafaatnya. Tidak bedanya dengan perkara kepala Sayidina Husein yang dikubur di Mesir atau tidak, jikalau kita mampu merasakan ketenangan dengan menyebut namanya dan bertawasul, maka itulah sesungguhnya karomah dari para Wali. Dimanapun kita menjadikan pusat perwalian itu berada, maka kita mampu menciptakan benih-benih keberkahan dari para Wali di tempat tersebut, insya’ Allah wa biidznillah.

Allahu Ta’ala A’laa wa A’lam.

Dipetik dari Majlis Al-Bayan Limaa Yusyghilu-l-adzhan bersama Syeikh Mukhtar Muhsin Al-Azhari

Al-Faqir, 02 November 2018